Sebelum menjawab pertanyaan ini sejenak pahami terlebih dahulu bahwa nabi Muhammad menikah di usia 25 tahun. Masa di mana bagi seorang lelak...
Sebelum menjawab pertanyaan ini sejenak pahami terlebih dahulu bahwa nabi Muhammad menikah di usia 25 tahun. Masa di mana bagi seorang lelaki sangatlah matang dan butuh teman hidup. Saat itulah nabi menikah dengan siti Khadijah yang usianya ketika itu 40 tahun. Artinya nabi Muhammad bukanlah penganut pencari perempuan pemuas nafsu. Hal ini dibuktikan dengan kesetiaan nabi mendampingi Khadijah yang berumur hingga 65 tahun. Jika dilihat usia tersebut di masa sekarang, maka kecantikan benar-benar sudah tidak ada.
Nabi Muhammad selanjutnya tidak langsung menikah, meskipun dalam Islam ada masa Iddah (tunggu) jika hendak menikahi janda, yaitu tiga kali haid. Namun nabi Muhammad menduda hingga empat tahun. Lalu apa sebenarnya yang menjadikan nabi menikah kembali?
Ada dua faktor besar yang ada di sekitar nabi Muhammad. Pertama, peperangan demi mempertahankan Islam. Akibat peperangan ini tentu saja banyak orang-orang Muslim yang gugur. Hal ini kemudian menjadikan istri-istri para sahabat sendirian menduda, dan bahkan ada rasa keterancaman karena perang.
Kedua, terbangunnya persaudaraan di antara umat Islam. Tekanan peperangan menjadikan umat Islam benar-benar harus mempererat tali persaudaraan dan memperluas jaringan. Dengan demikian rasul menikah dengan beberapa perempuan demi menolong mereka bukan demi memuaskan nafsu pribadinya. Faktanya, tiga di antara istri nabi merupakan budak (Siti Shafiyah, Siti Juwariyah, dan Maria Al-Qibtiyah). Kita pasti pernah lihat film tentang budak. Adakah orang dahulu yang mau menikahi budak? Tujuh orang wanita merdeka, tapi janda.
Masalahnya seringkali adalah Aisyah yang dinikahi masih gadis dan tergolong masih kecil, 11 tahun. Yang dilupakan orang sekarang, 11 tahun saat itu sudah sangat dewasa, Usamah saja yang baru berusia 19 tahun menjadi panglima perang. Bahkan hal itu (wanita muda menikah) sangat umum terjadi di zaman Rasul. Oleh sebab itu di zaman rasul tidak ada yang menjelek-jelekkan rasul dalam hal pernikahannya dengan Aisyah, karena hal tersebut sudah sangat lumrah.
COMMENTS