Santoso Dibesar-Besarkan Media Sekuler, Buat Apa? Berita Islam 24H - Politisi Partai Gerindra Muhammad Syafii menceritakan pengalamannya sa...
Santoso Dibesar-Besarkan Media Sekuler, Buat Apa?
Berita Islam 24H - Politisi Partai Gerindra Muhammad Syafii menceritakan pengalamannya saat bertandang ke basis Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso di Poso. Ia mengaku sangat beruntung bisa datang ke Poso dan mendapati suasana yang berbeda dengan apa yang diceritakan media.
“Saya sangat beruntung bisa datang ke Poso. Yang pertama, saya mendapat situasi Poso yang berbeda dengan yang kebanyakan diberitakan. Di media-media diberitakan rawan, seram, dan berbahaya sehingga orang berpikir beberapa kali kalau akan ditugaskan ke Poso. Padahal yang saya lihat suasananya sangat kondusif dan masyarakatnya bisa berdampingan,” ujar Ketua Pansus Revisi UU Terorisme ini kepada Kiblat.net di gedung Torulemba, Poso pada Kamis (21/7/2016).
Ia juga melihat dengan sangat jelas kita persatuan para tokoh masyarakat Poso. Pada akhirnya, politisi Partai Gerindra ini menyadari bahwa tokoh Santoso yang dianggap besar itu ternyata hanya tokoh yang dibesar-besarkan oleh media. Hal itu ia dapati berdasarkan penuturan dari tokoh-tokoh yang ada di Poso, baik Islam maupun Kristen.
“Karena dia (Santoso) dibesar-besarkan, (ada) pengerahan ribuan pasukan aparat, trilyunan anggaran dan bulanan waktu pemburuan seakan-akan menjadi logis,” tambahnya.
Syafii menambahkan dari penjelasan masyarakat yang hidup satu daerah dengan Santoso ternyata Santoso adalah orang biasa. “Dia bikin ribut ndak ada yang takut, dia ditembak mati masyarakat tidak ada yang terkejut. Pokoknya gak ada pengaruh apa-apa gerakan Santoso. Jangankan di Indonesia, bahkan di Poso saja nggak ada masalahnya,” kata dia.
Anggota Komisi III DPR ini menyimpulkan, pengerahan ribuan pasukan dengan biaya trilyunan serta pengejaran yang memakan waktu berbulan-bulan menjadi sesuatu yang aneh. Kemudian, begitu Santoso ditembak buru-buru muncul di media siapa ‘tokoh’ pengganti Santoso yang kabarnya bisa hebat pula dari Santoso, yaitu Ali Kalora dan Basri.
“Ini pasti akan memperpanjang perburuan dan akan menarik cukup banyak dana besar dan akan mengerahkan ribuan pasukan lagi. Padahal menurut saya yang paling penting mereka harus awasi supaya tidak lepas dari Indonesia yaitu Papua. Mungkin pasukan sebesar itu diperlukan untuk mengamankan Papua dari gerakan yang ingin membuat Papua lepas dari NKRI,” pungkasnya. [beritaislam24h.com / alc]
COMMENTS